Sunday, June 2, 2013

Sedikit sharing info mengenai balutan luka dari Fraunhofer-Gesellschaft , http://www.sciencedaily.com/releases/2010/11/101116093821.htm
Balutan luka yang kita ketahui saat ini perlu diperiksa secara rutin, untuk memastikan adanya komplikasi pada proses penyembuhan luka sehingga dapat dideteksi sedini mungkin. Tahun 2010 telah ditemukan balutan yang akan berubah warna jika luka terinfeksi.

luka akibat teriris pisau, luka operasi atau cedera ringan akibat jatuh -- tubuh akan membentuk sistem pertahanan dan sistem perbaikan yang akan bekerja dan mencoba menutup luka secepat mungkin. Luka kecil biasanya akan sembuh dalam beberapa hari, tapi luka yang lebar atau dalam akan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh, dan infeksi dapat terjadi bahkan setelah beberapa hari. balutan luka melindungi area luka tapi untuk memeriksanya balutan harus dibuka. Hal ini bisa terasa sangat menyakitkan bagi pasien dan terlebih lagi hal ini berisiko memberikan kesempatan pada kuman untuk masuk dan mencegah infeksi. Ilmuwan dari Fraunhofer Research Institution for Modular Solid State Technologies EMFT di Munich telah mengembangkan material balutan luka dan plester yang dapat menunjukkan indikasi perubahan patological pada kulit. Bila terjadi infeksi, warna balutan akan berubah dari kuning menjadi ungu.
"Kami telah mengembangkan indikator yang akan bereaksi terhadap perubahan pH, dan kami telah mengembangkannya menjadi balutan luka dan plester. Kulit sehat dan luka yang sembuh biasanya ditunjukkan dengan nilai pH dibawah 5. Jika nilai ini meningkat, menunjukkan adanya perubahan dari asam ke alkali, yang merupakan indikasi terjadinya komplikasi dalam proses penyembuhan luka. jika nilai pH berada antara 6.5 - 8.5 menunjukkan adanya infeksi dan indikator warna akan berubah menjadi ungu," kata  Dr. Sabine Trupp, ilmuwan dari EMFT, yang menjelaskan mengenai reaksi kimianya. Dengan cara ini memungkinkan untuk melakukan pengecekan luka dari luar tanpa harus mengganggu proses penyembuhan.
Produksi warna pada balutan merupakan tantangan bagi peneliti "material ini harus tetap stabil secara kimiawi saat berikatan dengan serat balutan atau plester untuk memastikan bahwa material ini tidak akan masuk ke dalam luka. Pada saat yang sama, indikator harus menunjukkan perubahan yang jelas pasa warna dan juga bereaksi secara sensitif pada pH yang sesuai," kata Trupp. Para ahli berhasil mempertemukan semua bahan yang dibutuhkan. Sebuah prototype dari balutan telah diproduksi dan uji kelayakan telah dibuktikan. Para peneliti saat ini mencoba untuk mengembangkan inovasi ini. Ada rencana untuk menambahkan sensor optik pada balutan untuk mengukur pH dan menunjukkan hasilnya.
ada info terbaru nih....
saya dapat ini dari  American Chemical Society.
judul jurnalnya:
Yanli Xi, Hua Dong, Kang Sun, Hongliang Liu, Ruiming Liu, Yuansen Qin, Zuojun Hu, Yong Zhao, Fuqiang Nie, Shutao Wang. Scab-Inspired Cytophilic Membrane of Anisotropic Nanofibers for Rapid Wound Healing. ACS Applied Materials & Interfaces, 2013; : 130514122034004 DOI: 10.1021/am4004683
selamat membaca........... 

Human Scabs Serve as Inspiration for New Bandage to Speed Healing

May 29, 2013 — Human scabs have become the model for development of an advanced wound dressing material that shows promise for speeding the healing process, scientists are reporting.

Their study appears in the journal ACS Applied Materials & Interfaces.
Shutao Wang and colleagues explain that scabs are a perfect natural dressing material for wounds. In addition to preventing further bleeding, scabs protect against infection and recruit the new cells needed for healing. Existing bandages and other dressings for wounds generally are intended to prevent bleeding and infections. Wang's team set out to develop a new generation of wound dressings that reduce the risk of infections while speeding the healing process.
They describe how research on the surface structure of natural scabs served as inspiration for developing a "cytophilic" wound dressing material. It attracts new cells needed for healing. The material mimics the underside of scabs, where tiny fibers are arranged in the same direction like velvet or a cat's fur. Wang's team spun fibers of polyurethane -- the common durable and flexible plastic -- into the same pattern. In laboratory experiments, the human cells involved in healing quickly attached to the membrane and lined up like those in actual scabs. The scientists conclude that this membrane "is of great potential in fabricating dressing materials for rapid wound healing, as well as other biomaterials, such as membrane for capturing circulating tumor cells, bone growth and constructing neural networks."
The authors acknowledge funding from the National Research Fund for Fundamental Key Projects, the National Natural Science Foundation, the Key Research Program of the Chinese Academy of Sciences and the China Postdoctoral Science Foundation.